Bab I
PENDAHULUAN
Perilaku
Menyimpang
Pertama, ada
penyimpangan berarti ada semacam standar untuk menentukan kapan perilaku
tertentu dikatan menyimpang atau tidak. Standar itu bisa jadi berupa
norma-norma yang berlaku di masyarakat atau berupa peraturan formal yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Kedua, norma atau peraturan formal
tersebut dalam waktu tertentu dapat tidak sejalan dengan perubahan keadaan.
Maka, standar untuk menentukan perilaku menyimpang dapat berubah-ubah menurut
ruang dan waktu.
Oleh karena itu,
secara umum kebijakan dibuat dengan maksud untuk mengendalikan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan (Dunn, 2003). Perbuatan menyimpang mempunyai latar
belakang atau penyebab berbeda-beda. Penyebab-penyebab terjadinya perilaku
menyimpang tersebut kemudian dapat dianggap sebagai masalah kebijakan. Penetapan
masalah kebijakan ini sangat penting dalam proses pembuatan kebijakan, serupa
dengan sumber penyakit yang ditentukan oleh dokter ketika seorang pasien
menghadapnya.
Bagaimana Fakta Diungkap ?
Kelompok pertama, yang
menganggap bahwa fakta adalah apa yang dapat diukur, diraba, dirasa dan untuk
itu semua panca indera berguna untuk menentukan fakta (obyektif). Kelompok
kedua, menganggap bahwa fakta bukan hanya apa yang bisa diketahui misalnya dari
ukuran-ukuran luas, panjang dan isi tersebut, tetapi di dalamnya juga
terkandung perasaan setiap orang yang terlibat dengan ukuran-ukuran itu,
sehingga mereka dapat memberikan penilaian subyektif (inter-subyektif). Oleh
karena itu, analisis kebijakan yang utuh tidak berhenti pada kelompok pertama
tapi perlu dilanjutkan dengan menggunakan pandangan kelompok kedua.
Masalah Kebijakan
Kebijakan adalah upaya
menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai alternatif solusi. Masalah
kebijakan pada umumnya bersifat abstrak tidak berada di permukaan yang mudah
diketahui oleh panca indera. Seringkali masalah kebijakan dan alternatif solusi
hanya ditentukan oleh sekelompok kecil pengambil keputusan dan dilakukan tanpa
melibatkan orang lain (hanya bersifat administratif).
Sifat Alam dan Penunggang Gratis
Hukum alam mempunyai
sebab-akibat yang harus dipatuhi dalam kehidupan manusia. Apabila sumberdaya
alam itu dirusak dan melampaui daya dukungnya akan terjadi bencana dan tidak
peduli siapa yang merusaknya.
Karakteristik biofisik
sumberdaya alam berpengaruh pula terhadap pilihan yang tersedia bagi para
pelaku (Slaggerdan Ostrom, 1992). Adanya ketergantungan antara masyarakat di
hulu dan hilir, jika terjadi kerusakan hutan di hulu maka akan terjadi banjir
di hilir, masyarakat di hilir akan menerima dampak atau manfaatnya (penunggang
gratis/free rider).
Instrumen Kebijakan
Segenap cara yang
dipetimbangkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Instrumen kebijakan yang paling populer digunakan yaitu
pendekatan hukum atau pendekatan paksaan (command
and control/CAC), yang mana bagi setiap orang atau lembaga/perusahaan yang
melakukan tindakan yang tidak diinginkan diberi sanksi dan sanksi itu
ditetapkan dalam peraturan-perundangan. Pendekatan lain yang populer adalah
pendekatan ekonomi atau melalui mekanisme pasar, yang pada prinsipnya
mengarahkan keputusan atau perilaku orang atau lembaga/perusahaan sesuai dengan
tindakan-tindakan yang paling menguntungkan. Instrumen lain yang digunakan
untuk mengarahkan perilaku masyarakat yaitu dengan menyediakan kepastian hak
atas sumberdaya alam.
Sifat Ilmu Kebijakan
Lingkup kebijakan
lebih luas daripada peraturan-perundangan (Shore and Wright, 1997). Beberapa
batasan mengenai pendekatan ilmu kebijakan sebagai berikut (deLeon dan
Vogenbeck, 2007:p4-5)
1.
Pendekatan ilmu kebijakan terkait dengan
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat-berorientasi pada masalah-yang
berupa perilaku-perilaku menyimpang.
2.
Kebijakan terkait dengan pendekatan multi-disiplin atau
beragam ilmu pengetahuan.
3.
Pendekatan ilmu kebijakan pada dasarnya bersifat normatif
atau mengandung nilai-nilai tertentu.
Ruang lingkup
kebijakan bukan hanya terpusat pada peraturan-perundangan yang mempengaruhi
perilaku manusia, melainkan faktor-faktor lainnya seperti teknologi, ekonomi,
sosial budaya, informasi juga memberi pengaruh besar terhadap pilihan-pilihan tindakan
manusia.
Lingkup Analisis Kebijakan
Identifikasi lingkup
analisi kebijakan (Leory dan Nelissen, 2000) :
1.
Analisis isi kebijakan
2.
Proses terjadinya kebijakan
3.
Organisasi kebijakan
4.
Dampak kebijakan
5.
Konteks kebijakan
Peralatan metodologis
:
1.
Rekonstruksi teori kebijakan
2.
Analisis stakeholder
3.
Penilaian dampak
4.
Analisi biaya-manfaat
5.
Analisis wacana/diskursus
No comments:
Post a Comment